Pig-tailed Snub-nose Langur Simias concolor |
5. Pig-tailed Snub-nose Langur
Simias concolor
Miller, 1903
Indonesia
Pig-tailed Snub-nose Langur adalah spesies endemik yang terdapat di pulau Mentawai. Terdapat dua subspesies dari Simias concolor atau dikenal dengan simakobu, yaitu Simias concolor concolor yang mendiami pulau Sipora, Pagai Utara, dan Pagai Selatan. Sementara subspesies lainnya adalah Simias concolor siberu yang terdapat di pulau Siberut. Data menunjukkan bahwa kegiatan dari spesies tersebut yaitu waktu istirahat (46 persen), makan (44 persen), dan bergerak (7 persen). Perkiraan jumlah tutupan hutan yang tersisa di kepulauan Pagai sekitar 826 km ² berdasarkan pencitraan satelit; Tutupan hutan ditambah dengan data kepadatan primata menunjukkan bahwa ada sekitar 3.347 simakobu, 1.049 bilou, 1.545 joja dan 7.984 makaka di kepulauan Pagai. Dan semua primata tersebut mencapai kepadatan tertinggi di hutan Peleonan, sebuah proyek konservasi di Siberut bagian Utara. Simias concolor diklasifikasikan sebagai Critically Endangered oleh IUCN red list, ancaman terhadap spesies tersebut adalah perburuan dan penebangan hutan. Populasi yang terdapat di pulau Pagai terancam oleh konversi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit; hutan kliring dan ekstraksi produk oleh masyarakat setempat. Meskipun jumlah perburuan menurun, namun simakobu masih terancam karena merupakan favorit pada perburuan ( the preferred game species).
Meskipun berburu. Tenaza (1987) memperkirakan bahwa dua dari individu yang baru lahir dibunuh oleh pemburu setiap tahunnya di kepulauan Pagai. Langkah-langkah drastis perlu diambil untuk memastikan bahwa hutan Peleonan di Siberut dan daerah di Pagai benar-benar terlindungi. Whittaker (2006) menyarankan konservasi berikut tindakan untuk S. concolor:
1) peningkatan perlindungan bagi Taman Nasional Siberut, yang saat ini tidak memiliki penegakan;
2) perlindungan formal hutan Peleonan di Siberut Utara, yang merupakan rumah bagi primata karena kepadatan populasi yang tinggi dan mudah diakses;
3) perlindungan daerah di Kepulauan Pagai
4) pendidikan konservasi,
5) pengembangan model ekonomi alternatif bagi masyarakat lokal untuk mengurangi kemungkinan mereka menjual tanaha untuk perusahaan penebang hutan
No comments:
Post a Comment